SUNGGUMINASA(SI) – Kebakaran hutan di areal Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa meluas.Si jago merah kembali membakar belasan hektare hutan Bawakaraeng,di dua titik berbeda.
Di titik pertama,kebakaran terjadi di pos 1 Gunung Bawakaraeng, tepatnya di Kampung Pattapang, Desa Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong. Api sedikitnya telah memusnahkan tujuh hektare hutan dengan arah melingkar di kaki bukit. Sementara,kebakaran juga terjadi di titik kedua pada pos 12 Gunung Bawakaraeng.
Api sudah menjalar hingga belasan hektare di luar kawasan bekas kebakaran hebat yang terjadi pada pekan lalu. Meski dengan tingkat kelembapan tinggi,hingga berita ini diturunkan, api yang melahap belasan ha hutan tersebut belum dapat dipadamkan oleh petugas.Kebakaran itu terjadi sejak Kamis (29/10) malam lalu.
Menurut Camat Tinggimoncong Abdul kadir, sejauh ini sumber api penyebab kebakaran hebat di hutan Bawakaraeng itu masih dalam penyidikan.Hanya saja besar dugaan, api pemicu kebaran disebabkan ada okupasi atau perluasan lahan perkebunan rakyat dengan cara membakar hutan. Kondisi tersebut diperparah dengan musim kemarau berkepanjangan yang menyulut api lebih cepat membesar dan meluas.
Selain itu,daerah ini merupakan perbatasan dengan kabupaten lain seperti Maros dan Bantaeng, sehingga aktivitas warga di daerah perbatasan pun bisa jadi penyebab. “Hal ini sudah kami laporkan ke Wabup Gowa Abdul razak Bajidu,” kata Abdul Kadir kepada wartawan,kemarin.
Diketahui,dalam dua pekan terakhir, kebakaran hebat melanda hutan Bawakaraeng di Kabupaten Gowa. Sedikitnya kebakaran itu terjadi di lima titik berbeda.Masing-masing, pada Minggu (19/10),api membakar belasan hektare hutan di pos 12. Lalu,kebakaran juga meludeskan dua hektare hutan di Bawakaraeng, tepatnya di Kampung Paranglambere, Desa Bulutana KecamatanTinggimoncong.
Lima hektare di kawasan hutan pinus Malino di Desa Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, dan 10 hektare di Dusun Langkoa,Desa Erelembang, Kecamatan Tombolopao. Ketua Pemerhati Pelayanan Publik Gowa (P3G) Muh Hatta menjelaskan, harus diingat, bahwa kelestarian hutan di Gpwa sangat berdampak pada kelangsungan beberapa hulu sungai di Sulsel.
Jika huta di Kabupaten Gowa rusak, tentu akan berdampak langung terhadap enam kabupaten diSulsel. Sebab, selain menjadi sumber mata air bagi Sungai Je’neberang (Gowa), juga menjamin kelangsungan aliran Sungai Tangka (Sinjai), sungai Tallo (Maros), Sungai Karalloe (Je’neponto), dan Sungai Pammukkulu (Takalar).
Karena itu, Hatta merekomendasikan konsep penyelamatan hutan yang jelas dari pemerintah secara terpadu.“Ini bisa dimulai dari kemauan untuk menyelematkan ekosistem dan ada aksi nyata untuk melakukan konservasi terhadap sumber daya hutan,”tandas Muh Hatta. (herni amir)
DPR Minta Sri Mulyani Kaji Ulang PPN 12% di 2025
-
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Kementerian Keuangan
mengkaji lagi aturan kenaikan PPN 12%
14 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar