Makassar, 21/1 (ANTARA) - Rencana pembangunan pabrik pengolahan kakao di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), dipertanyakan anggota DPRD Sulsel karena dinilai tidak strategis dan akan menimbulkan biaya tinggi.
"Sentra produksi kakao berada di Kabupaten Luwu, Sulsel, jadi idealnya pabriknya dibangun di situ untuk efisiensi," jelas salah seorang anggota DPRD Sulsel Qayyim Munarka di Makassar, Rabu.
Menurut dia, apabila Pemprov Sulsel ngotot agar pabrik pengolahan kakao itu ditempatkan di Kabupaten Gowa, tentu akan memakan biaya tinggi bagi industri karena harus mendatangkan bahan baku ke lokasi pabrik yang jaraknya sekitar 350 kilometer (km).
Karena itu ia meminta kepada Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo untuk mempertimbangkan lebih mendalam penetapan lokasi proyek yang akan didanai APBN sebesar Rp14 miliar itu.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sebenarnya lokasi pabrik ada tiga opsi yakni di Kabupaten Gowa, Maros dan Pangkep.
Namun karena pemerintah kabupaten (Pemkab) Gowa yang lebih siap baik dari segi penyediaan infrastruktur dan lahan sekitar tiga hektare (ha) akhirnya dipilih lokasi itu.
Alasan lainnya, pabrik di Gowa itu nanti akan mengolah kakao setengah jadi dalam bentuk powder (bubuk) dan butter (mirip mentega) yang dihasilkan pabrik di Kawasan Industri Makassar (KIMA) menjadi produk siap konsumsi seperti permen coklat.
"Jadi bahan setengah jadi itu nanti akan berasal dari KIMA yang jaraknya tidak jauh dari lokasi pabrik di Gowa," katanya memberikan argumentasi.
Argumen tersebut ditanggapi Qayyim dan anggota dewan lainnya yang berasal dari Kabupaten Luwu sebagai akal-akalan saja karena bagaimana pun, penempatan pabrik akan lebih bermanfaat jika dibangun di sekitar lokasi sentra produksi kakao.
Data Dinas Perkebunan Sulsel mencatat, di beberapa daerah yang merupakan sentra kakao di antaranya Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Palopo, dan Pinrang menghasilkan rata-rata 230 ribu ton pertahun dalam tiga tahun terakhir padahal sebelumnya mampu mencapai 250 sampai 270 ribu ton pertahun.
Penurunan produksi kakao itu disebabkan serangan hama penggerek buah kakao (PBK) dan usia tanaman kakao rata-rata sudah diatas 15 tahun sehingga sudah kurang produktif lagi.(tugowa.news@gmail.com)
75 Ribu Pendukung Prabowo-Gibran Batal Gelar Aksi di Depan MK
-
Sebanyak 75 ribu pendukung paslon capres-cawapres nomor urut 2,
Prabowo-Gibran dikabarkan membatalkan aksi di depan Gedung MK.
10 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar