Sungguminasa, Tribun - Wakil Ketua DPRD Gowa Rahman Syah menilai protes yang dilakukan Pengurus Besar Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia Luwu (PB IPMIL) Raya bersama sejumlah politisi asal Tana Luwu bisa dimaklumi.
Namun ia berharap protes itu tidak dilakukan tanpa konfirmasi dan evaluasi matang dengan rencana tersebut. Sebab, penetapan suatu wilayah untuk melakukan pembangunan pastilah telah melakukan kajian dan pertimbangan yang matang.
"Kan ada tiga nominator. Kalau jadi ditempatkan di Gowa, wajar-wajar saja karena masuk nominator. Tidak wajar kalau Gowa tidak masuk nominator tapi malah ditetapkan di Gowa," jelasnya Ketua Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Gowa ini kepada Tribun, Jumat (27/2).
Jenderal lapangan pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) pada kampanye pilkada gubernur lalu ini berharap masalah ini tidak menjadi polemik yang bisa memecah. Apalagi sampai ada yang menyebut gubernur sedang membangun dinasti.
"Apa dengan membangun pabrik kakao senilai Rp 14 miliar itu di Gowa lantas bisa disebut membangun dinasti. Bagaimana dengan Jusuf Kalla (Wapres) yang membangun jalan ton di Sulsel, apa itu juga membangun dinasti," tanya Rahman Syah.
Ia meminta semua pihak melihat secara sehat persoalan ini. Jangan mempertentangkan daerah yang satu dengan daerah yang lain. Apalagi anggota DPRD Sulsel, tentunya punya kewenangan untuk melakukan kajian dengan instansi terkait.
"Anggota dewan jangan terlalu cepat membangun opini publik. Di mana pun lokasinya, jangan sampai jadi pertentangan," harapnya
Sebelumnya, PB IPMIL Raya dan sejumlah politisi mempertanyakan rencana pembangunan pabrik kakao senilai Rp 14 miliar di Gowa. Mereka menilai wilayah Luwu Raya dianaktirikan karena sentra kakao berada di Tana Luwu.(ute/tribun-timur.com)
Viral Anak Bertunangan di Madura, Berawal dari Nazar Orangtua
-
Pasangan perempuan dan laki-laki berusia 7 tahun.
2 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar