Masamba, Tribun - Sebanyak 17 orang petani kakao asal Kabupaten Gowa melakukan studi banding di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), selama dua hari, 24-25 Juni.
Selama berada di Lutra, petani asal Gowa ini berguru ke petani kakao Lutra mengenai tata cara sambung samping, sambung pucuk, sistem perawatan, dan peningkatan produksi tanaman kakao.
Hal itu diungkapkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Lutra, Muhammad Sadiq, melalui telepon selularnya, Kamis (25/6).
"Sejauh ini mereka ingin melihat kegiatan instensifikasi, rehabilitasi dan pembibitan sematic embriogenetic (SE) termasuk sambung pucuk di kelompok tani," kata Sadiq.
Dengan areal perkebunan kakao seluas 56,393 hektare, Lutra dikenal sebagai sentra penghasil kakao terbesar di Sulsel dengan produksi dalam lima tahun terakhir mencapai 20.175 ton atau 250-500 kg per hektare per tahun.
Tahun ini pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sebesar Rp 79,43 miliar untuk pembenahan tanaman kakao yang saat ini mengalami kelesuhan sebagai akibat menurunnya produksi dan produktifitas serta kualitas kakao akibat serangan hama PBK, VSD, dan bencana alam.
Dari Rp 79,43 miliar, Rp 44,3 miliar dikelola oleh pemerintah dan Rp 35,13 miliar dikelola Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan untuk membiayai kegiatan pengadaan pupuk, pestisida, dan pengadaan bibit sematic embryogenesis.
Mondar-mandir Bawa Golok di Jalan Raya Bojong Koneng Bogor, 4 Pria Ditangkap
-
Mereka kedapatan membawa senjata tajam jenis golok dan positif narkoba.
55 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar