GOWA, BKM-- Japan Internastional Cooperation Agency (JICA) merencanakan untuk melakukan pengembangan buah markisa di daerah ini. Tim JICA yang dipimpin Takuya Okada ini melihat kalau buah markisa merupakan salah satu komoditi yang bisa dipasarkan di dunia internasional.
Sebenarnya JICA dalam pengembangan produk lokal telah melakukan pengkajian mendalam terkait produk-produk yang bisa diterima pasar dunia, seperti marmer, kakao, sutra dan markisa. Karena itu, pihak JICA membuat klaster-klaster (pengembangan percontohan komoditi) pengembangan produk lokal unggulan.
‘’Kita tentunya berharap dengan sistem pengembangan industri melalui penguatan klaster dengan memanfaatkan sumberdaya lokal daerah ini, maka pengembangan komoditi seperti markisa bisa bersaing di pasaran dunia,’’ ujar Tokuya saat melakukan ekspose rencana pengembangan markisa di Gowa didepan Bupati Gowa, H Ichsan YL diruang rapat pimpinan, Kamis (15/4) kemarin siang.
Masuknya buah markisa dalam pengembangan klaster produk local ini, mengingat markisa Gowa ditilik dari rasa berbeda dengan buah markisa lainnya di Indonesia. Tidak heran kalau JICA memberikan perhatian yang cukup besar terhadap buah tersebut.
Rencana JICA tersebut, tentu saja disambut positif bupati. Menurut Ichsan, tidak ada masalah kalau buah markisa akan dikembangkan apalagi itu bertujuan untuk ekspor dan akan meningkatkan kesejahteraan rakyat Gowa. Hanya saja pihaknya melarang untuk ekspor bahan baku markisa yakni biji markisa. Yang bisa diekspor kata bupati adalah bahan yang sudah diolah dan siap saji. ‘’Saya larang keras, jika biji markisa diekspor,’’ tegasnya.
Pernyataan ini terkait dengan kebijakan masa lalu di mana Pemkab Gowa membuat kebijakan adanya ekspor biji. Akibatnya, biji markisa Gowa dikembangkan oleh pihak Australia yang akhirnya dijual kembali ke Indonesia.
Ichsan juga sempat mengingatkan pihak JICA agar pengembangan buah markisa di daerah ini dapat meningkatkan ekonomi rakyat. ‘’Kalau kehidupan petani tidak mengalami perubahan setelah ini, maka tahun depan tidak usah tanam markisa,’’ tandas bupati.
Mantan anggota DPRD Sulsel ini juga menilai ketidakmampuan produk lokal tidak bisa bersaing di pasar regional, nasional dan internasional karena cost produksi terlalu tinggi sehingga petani tetap terpinggirkan. ‘’Harus ada jalan keluar, agar produksi bisa ditekan,’’ tambah bupati.
Rachel Vennya Posting Hewan Peliharaan Kurus, Sang Mantan Dituding
Telantarkan, Ini Klarifikasi Okin
-
Musisi Niko Al Hakim alias Okin buka suara usai dituding menelantarkan
hewan peliharaannya caracal.
1 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar