GOWA, TRIBUN-TIMUR.COM - Minggu, 6 Juni 2010 pukul 06.00 bersama anak kedua, kami bergegas ke area Syech Yusuf Discovery, Sungguminasa untuk olahraga. Donnie hendak main bola, saya jogging. Bukan hanya untuk olahraga, area di jantung kota ini adalah juga pusat keramaian, hiburan sekaligus denyut nadi dan wajah sosioekonomi warga. Disebut demikian karena mulai dari penjaja bakso, aneka minuman, ragam asesoris hiasan, mainan, nasi kuning, hingga "warung soto mobile" tumpah ruah di sana.
Saat jogging saya lihat seorang duduk bersila menjajakan jadwal piala dunia. Juga penjaja kartu perdana GSM dengan baju seragam. Demikian pula dengan lagak dan gaya para remaja yang coba menarik perhatian. Pagi yang bersolek.
Dengan topi Spanyol, bola kaki kuning hijau Brazil dan kostum AS Roma, Donnie sangat antusias. Walau dia tahu, lapangan bola Syech Yusuf pasti untuk orang dewasa saja. Ya, dia dan beberapa teman yang ditemuinya pun memanfaatkan daerah belakang gawang lapangan untuk main bola.
Tapi ini minggu yang tak biasa. Rupanya di Jalan Tumanurung, utara lapangan sedang ramai oleh adu balap remaja. Belasan motor dengan mesin menderu, liar dan memekikkan telinga silih berganti baku salip. Penonton memenuhi sisi jalan.
Sebagai warga Sungguminasa, saya kaget, rupanya kejadian begini sudah lama berlangsung. Dan, itu hanya beberapa meter dari Kantor Bupati. Selama ini, setiap sore yang saya lihat saat pulang kantor hanya anak-anak muda yang kerap uji ketangkasan di atas roda dua dengan manuver dan akrobat di sisi timur lapangan.
"Hampir tiap minggu pagi begitu, pak" kata dua orang warga. Yang satu penjaja minuman dan satunya wanita penjaja kalung besi putih.
Balapan liar, ulah yang mencederai pagi, mengganggu warga yang hendak berolahraga dan tentu saja mengancam keselamatan pengendara lainnya. Benar saja, setelah polisi datang pada pukul 06.30 para remaja tersebut segera lari. Sebagian lainnya kabur ke barat kota. Saat polisi datang, saya tidak yakin mereka kapok, mungkin mereka akan datang lagi minggu berikutnya, seperti kami yang tetap ingin olahraga di lapangan kebanggaan warga Sungguminasa itu.(*)
Jejak Berdarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan
-
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) tak bisa dilepaskan dari bagian
sejarah kelam Indonesia.
23 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar