GOWA, BKM -- Anak merupakan aset bangsa. Kualitas anak di masa pertumbuhannya sangat ditentukan oleh perlakuan orang dewasa terhadapnya di masa kini. Sehingga persoalan anak baik secara kuantitatif maupun kualitatif makin meningkat pula.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, masyarakat atau lembaga-lembaga independen yang menaruh perhatian besar pada hak perlindungan anak, namun sejumlah kendala pun menjadi hambatan terbentuknya kreativitas anak itu sendiri.
Tak terkecuali di Kab. Gowa, kondisi anak dalam kategori ini membutuhkan intervensi kebijakan dan program dalam upaya perlindungan dan peningkatan kreativitas anak yang merupakan prasyarat utama dalam merencanakan program yang berpihak pada anak.
Karena itu Kaukus Perempuan Batara Gowa pun tampil membuka cakrawala berpikir masyarakat dan pemerintah untuk menindaklanjuti Keppres No 36 tahun 1990 yang menyebutkan anak-anak perlu mendapatkan perlindungan karena mereke rentan secara fisik mental dan sosial.
Seperti dilakukan Kaukus dalam bentuk simulasi peningkatan kreativitas anak bangsa yang berlangsung sehari, Jumat pekan lalu di Sungguminasa diikuti 50 anak sekolah tingkat SMA.
Menurut Hj Tenriolle YL SH selaku Ketua Kaukus Perempuan Batara Gowa, Rabu (24/12) lalu, peningkatan kreativitas anak bukan hanya bisa dilakukan melalui pendidikan formal. Tapi melalui cara bermain adalah hal paling praktis mengakumulasi lahirnya kreativitas si anak.
"Kreativitas anak itu tidak hanya kita patok melalui metode pembelajaran formal tapi lewat media bermain kita bisa merekam bagaimana kreasi si anak itu tertuang. Kaukus membidik pola ini agar anak-anak ini bisa tampil terbaik mengantar pembangunan di Gowa di masa datang," jelas Tenriolle didampingi anggota Kaukus, Hasniaty Hayat dan Nurhaniah Kari. (saribulan/beritakotamakassar.com)
MK Pastikan Anwar Usman Masuk Jajaran Hakim Sengketa Pileg
-
Sidang perkara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pileg dijadwalkan
akan digelar MK pada 29 April 2024 mendatang.
23 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar