SUNGGUMINASA (SINDO) – Kabupaten Gowa saat ini dalam status siaga satu bencana longsor. Peringatan ini ditetapkan setelah dalam dua hari berturut-turut terjadi longsor di daerah berjuluk Butta Bersejarah ini.
“Kita sudah dalam kondisi siaga satu. Kondisi ini ditetapkan setelah dalam dua hari ini terjadi longsor berturutturut,” ungkap Kepala Dinas Prasarana Wilayah (Kadis Praswil) Kabupaten Gowa Amin Yakub kepada SINDO di ruang kerjanya,kemarin.
Dia mengatakan, setelah longsor menerjang km 54 jalan poros Malino Raya di Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Senin (29/12) pukul 17.00 Wita yang menyebabkan runtuhan tebing sepanjang 50 meter,longsor kembali menerjang poros Tassese-Manuju di Kecamatan Manuju, Selasa (30/12) pukul 23.00 Wita.
Menurutnya,longsoran dipicu tingginya curah hujan di daerah tersebut yang turun sejak siang hingga larut malam. Akibat hujan tersebut terjadi runtuhan tanah dari tebing sepanjang 20 meter. Dalam dua kejadian di tempat yang berbeda tersebut tak ada korban jiwa. “Setelah mendapat laporan, saya langsung lakukan peninjauan. Semua sudah bisa teratasi.Sisa longsoran sudah selesai dibersihkan masyarakat sekitar dengan sistem manual,” jelasnya.
Untuk itu,kata dia,posko siaga sudah diaktifkan selama 24 jam bekerjasama dengan pihak terkait termasuk Polresta Gowa. Sementara itu,Kepala Divisi Data dan Informasi Badan Metereologi Bandara Hasanuddin Hanafi Hamzah mengatakan, memasuki Januari 2009,warga Kabupaten Gowa diimbau mewaspadai datangnya bencana banjir, puting beliung,dan tanah longsor. Sebab curah hujan tertinggi diperkirakan mencapai puncak di bulan Januari- Februari dengan akumulasi dalam sebulan 700 mm.
Di mana hujan deras akan disertai dengan tiupan angin kencang. Menurut Hanafi, karena daerah ini memiliki spesifikasi tanah yang tidak rata,terdiri atas perbukitan dan dataran rendah, sehingga sangat rentan terjadinya puting beliung.Hanya aja,pihaknya tidak dapat memastikan kapan puting beliung bisa terjadi.“ Semua tergantung kondisi cuaca, sehingga masyarakat diimbau waspada setiap saat,”ungkap Hanafi kepada SINDO kemarin. Bencana lain yang harus diwaspadai, lanjut Hanafi, adalah tanah longsor dan banjir.
Tingginya curah hujan, memacu terjadinya perubahan pada pori-pori tanah hingga pada titik jenuh, labil,dan akhirnya merembes membentuk longsoran di areal perbukitan. Sementara itu Dinas Sosial dan Perlindungan Masyarakat (Dinsos dan Linmas) Gowa menetapkan 27 titik yang dianggap rawan akan terjadinya banjir,tanah longsor, dan angin kencang.
Pemetaan ini dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana, mengingat bulan Januari diperkirakan sudah memasuki musim penghujan dengan intensitas curah hujan yang meningkat pesat. “Kita sudah petakan dan menyosialisasikan ini kepada masyarakat. Untuk itu masyarakat diimbau waspada,” ungkap Kasi Penanggulangan Bencana Dinsos dan Linmas Gowa Bahrul Alam kepada SINDO di Sungguminasa, kemarin.
Bahrul mengaku, pihaknya sudah turun melihat titik-titik rawan itu.Pemkab juga meningkatkan intensitas pengawasan di berbagai daerah rawan dan menyiagakan posko siaga yang bekerjasama dengan tagana merpati 1x24 jam di depan Pasar Minasamaupa. Seluruh camat pun diinstruksikan untuk meningkatkan koordinasi terhadap semua pihak terkait.(herni amir/seputar-indonesia.com)
Kebanggaan Reynaldi Gandawidjaja Berpartisipasi di Ajang SXSW 2024 di Texas
AS
-
Orderfaz dipilih mewakili Indonesia karena dinilai menjawab tantangan
pemilik toko online dalam mengelola pesanan yang tidak terkonversi dengan
baik
27 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar