Sungguminasa, Tribun - Endapan lumpur longsoran Gunung Bawakaraeng mulai bergerak cukup besar. Pergerakan dari hulu Sungui Jeneberang mulai menutupi Jembatan Pelimpah Daraha di perbatasan Kecamatan Tinggimoncong dengan Kecamatan Parigi.
Minggu (18/1) dilaporkan, material lumpur yang membanjiri Jembatan Pelimpah Daraha mulai tinggi. Derasnya arus sungai yang membawa material lumpur mengancam keberadaan jembatan yang kerap dilalui kendaraan tersebut.
Kondisi badan jembatan dikabarkan mulai retak. Kendaraan yang ingin melintas terpaksa mengurungkan niatnya dan menunggu arus reda di sekitar jembatan tersebut. Jembatan itu tidak memungkinkan dilewati saat ini.
"Kondisi ini sudah terjadi sejak empat hari terakhir. Sekarang jembatan tidak memungkinkan dilewati karena arus cukup deras dan lumpur meninggi," ungkap Lurah Bontorerung, Kecamatan Tinggimoncong, M Arsyad, per telepon kepada wartawan, kemarin.
Namun, kondisi itu hanya menghambat arus kendaraan roda empat. Sedangkan pejalan kaki dan motor masih bisa melintas melalui Jembatan Merah. Jembatan Merah melintang jauh di atas Jembatan Daraha dan hanya bisa dilaluio pejalan kaki dan motor.
Warning Bupati
Sebelumnya, Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo meminta masyarakat mengantisipasi bencana alam khususnya pada bulan Januari dan Februari nanti. Pasalnya, curah hujan di bulan ini cukup tinggi dan potensi bencana sangat besar.
Beberapa peristiwa bencana alam mulai terlihat beberapa hari terakhir, seperti longsor tebing jalan, banjir akibat luapan sungai, dan bobolnya saluran irigasi. Beruntung, peristiwa itu belum menelan korban jiwa.
"Kita juga telah instruksikan pada camat untuk antisipasi, khusus area rawan di sekitar kaki Gunung Bawakaraeng, yang rawan banjir, longsor, angin kencang, dan hujan. Kita minta masyarakat yang berada di daerah rawan untuk sementara menempati rumah masyarakat yang dianggap lebih aman," jelas Ichsan.
Untuk seluruh masyarakat di daerah tersebut, Ichsan mengimbau, masyarakat harus ambil fungsi membantu pemerintah. Dengan jalan selalu berkoordinasi dengan camat, lurah atau kepala desa untuk memilih tempat yang aman jika keadaan membahayakan.(ute)
updating
- Lumpur longsoran Gunung Bawakaraeng membanjiri Jembatan Pelimpah Daraha
- Kendaraan roda empat tidak dapat melintas
Kekeruhan Air Masih Ditolerir
PERGERAKAN lumpur longsoran Gunung Bawakaraeng ke Sungai Jeneberang belum meresahkan titik pengambilan air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gowa. Tingkat kekeruhan air baku yang terambil masih berkisar 200-300 NTU (satuan kekeruhan air).
"Kita masih menggunakan air baku yang diambil dari air permukaan Sungai Jeneberang di bawah Jembatan Kambara sehingga tidak terlalu keruh," ungkap Direktur Umum (PDAM) Gowa, Hasanuddin Kamal, beberapa waktu lalu.
Penggunaan air permukaan saat ini hanya membuat penggunaan bahan kimia magna flog meningkat 10 persen dari keadaan normal. Namun, pembersihan bakK sudah dilakukan sekali sepekan. Batas toleransi kemampuan pengolahan air baku PDAM hingga kekeruhan 5.000 NTU.(ute/tribun-timur.com)
Permintaan Thomas Doll untuk STY, Pemain Persija Boleh ke Timnas U23
Indonesia dengan Syarat Ketat
-
Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll tak keberatan melepas pemainnya ke
Timnas U23 Indonesia asalkan setelah pertandingan melawan Persis Solo.
48 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar