GOWA, Upeks---Hujan keras yang turun sejak beberapa pekan terakhir, termasuk di daerah hulu Sungai Jeneberang, mengakibatkan terjadinya banjir debris di sepanjang sungai terbesar dan terpanjang di bumi berserah itu. Bahkan puncaknya terjadi pada tanggal 17 Januari lalu.
Akibat dari banjir debris itu, air bercampur bebatuan besar dan kecil meluap dan nyaris memutuskan Jembatan Daraha, sehingga arus kendaraan roda empat baik dari arah Malino menuju Parigi maupun arah sebaliknya lumpuh total.
Satu-satunya kendaraan yang bisa menjadi alat penghubung hanya sepeda motor, itupun hanya bisa melintas di Jembatan Merah Karaeng Lompo. Bahkan bangunan sabo dam 7-1 hingga 7-4 yang berada di sepanjang Sungai Jeneberang sudah penuh.
Pimpro Pengendalian Sedimen Bawakaraeng, Haeruddin yang dikonfirmasi, Minggu (18/1) membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, curah hujan yang turun pada hari Sabtu (17/1) mencapai puncaknya, di mana untuk Lengkese curah hujan yang turun mencapai 134 melimeter dan di Majannang, keduanya di Kecamatn Parigi mencapai 110 melimeter.
Haeruddin juga mengungkapkan semua fasilitas penahan laju sedimen seperti bangunan sabodam sudah berfungsi dengan baik. Namun untuk river crossing (jalan kerja) yang telah dibangun di daraha tidak berfungsi karena tertimbun banjir debris.
Ia menambahkan pergerakan material eks longsoran Bawakaraeng dari Lengkese diakibatkan karena adanya longsor kecil yang terjadi di bagian hulu.c
"Kami berharap kepada masyarakat baik yang bermukim di daerah hulu maupun yang bermukim di sepanjang bantarng Sungai Jeneberang untuk selalu waspada. Apalagi saya perkirakan puncak curah hujan akan terjadi mulai awal Pebruari mendatang," pinta Haeruddin.(par/ujungpandangekspres.com)
Sepak Terjang Ulama Pemberani Raja Pertama Demak
-
Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak yang memiliki nama kecil Pangeran
Jimbun.
22 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar