GOWA, BKM-- Setelah 11 warga Dusun Maccini Dalle, Desa MoncongloE, Kec. Manuju, Kab. Gowa usai diperiksa darahnya disebabkan terindikasi suspect Antraks pasca ditemukannya 19 ekor ternak mati mendadak di dusun itu, kini sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, yang dikeluarkan 16 Juni 2009 oleh Deputi Manager Teknik, Elizabeth Olivia Yapari.
Hasil pemeriksaan serangkaian investigasi Antraks pada manusia yang dilakukan jajaran Dinas Kesehatan Gowa, 18 Juni No 443/845/DK-GW/VI/2009 ditandatangani Kadis Kesehatan Gowa, dr H Herry D Gaffar tersebut, menyebutkan 11 warga negatif, masing-masing Abd Karim Dg Laja (34), Syaifuddin Dg Kila (34), Dg Nompo (37), Dg Ratte (40), Yaji Dg Nai (50), Dg Makka (50), Syamsiah (25), Dg Tarring (32), Musdalifa (34), Dg Nginga (43) dan Fatmawati (17). Pernyataan Kadis Kesehatan diperkuat dengan laporan hasil uji Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar No. KLB/LHU/BBLK-MKS/5/2009 tanggal pemeriksaan 9 Juni 2009.
Selain ke-11 warga tersebut, juga diperiksa sample tanah yang diambil dari halaman rumah (tempat hewan sakit disembelih), kolong rumah (tempat ternak ditambat/dikandangkan) dan lapangan rumput (tempat ternak merumput). Dari tiga item pengambilan sample ini, berdasarkan hasil laboratorium menyebutkan tempat penyembelihan dan lapangan merumput ternak, negatif. Sedang tempat ternak ditambat atau dikandangkan (di bawah kolong rumah milik Syaifuddin Dg Kila) dinyatakan positif terkena bacillus antraxis (spora ganas yang usianya bisa sampai 60 tahun hidup di tanah).
Kabag Humas dan Protokoler Setkab Gowa, Arifuddin Saeni, Jumat (19/6) kemarin, memberikan penjelasan kepada wartawan, dari 11 warga yang diperiksa tak ada yang terkena antraks, yang positif hanya tanah kolong rumah warga tersebut. ((Sar))
Jejak Berdarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan
-
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) tak bisa dilepaskan dari bagian
sejarah kelam Indonesia.
1 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar