Welcome to Blog na tu GOWA...*** Dikelola jurnalis Gowa, orang Gowa, dan mereka yang peduli terhadap Gowa ***Kami menerima tulisan/opini/artikel/saran/kritik/kritik tentang GOWA, karena Gowanu, Gowaku, Gowata. Kami berhak tidak menerbitkan tulisan dengan berbagai pertimbangan. Terima Kasih *** Kirimkan tulisan/artikel/opini ke tugowa.news@gmail.com
CARA MENDAPATKAN UANG GRATIS
Perasaan anda ketika melihat judul di atas, sama dengan yang saya rasakan pertama kali mendengar dan melihat PTC (Paid to Click) atau mendapatkan uang dari Online di Internet. Tapi ketika saya mencoba atas anjuran teman ternyata bener… dapat uang sungguhan.
Saya akan berbagi caranya agar anda dapat mencobanya sendiri sehingga anda dapat membuktikannya, lagian gak rugi nyobak, soalnya GRATIS. Bagi anda yang belum daftar cukup klik Gambar IDR-CLICKIT di atas.
untuk mendaftar juga bisa ikuti link: http://www.idr-clickit.com/register.php/uttha.html
(lihat bukti pembayarannya: http://www.nugie.web.id/tag/idr-clickit)
8/04/2009 08:47:00 AM

Rp 5,8M Tak Cukup untuk Bendung Kampili dan Bissua

Diposting oleh tuGOWA

GOWA, BKM-- Rehab berat, Hal itu disebutkan, Hj Suhartati, Kadis PSDA Gowa menyimpulkan kondisi bendungan Kampili dan Bissua yang terletak di Kec. Pallangga. Menurut Suhartati, untuk kedua bendung yang sudah lama berdiri ini, membutuhkan rehabilitasi tingkat berat. Pasalnya, struktur ketahanan bangunan tersebut tidak lagi optimal.
Saat dikonfirmasi baru-baru ini, mantan Kabid Fispra Bappeda Gowa ini mengatakan, kerusakan pada kedua bendungan yang dibangun sejak masa penjajahan Belanda itu memang tak bisa lagi ditolerir sebab sudah berkali-kali jebol, lantaran dimakan usia, sehingga fisik bangunannya rawan keropos.
Dari data PSDA, untuk Kampili meliputi saluran sekunder Kalukuang (BK 4) di Dusun Punaga, Desa Maradekaya, saluran induk Limbung, saluran sekunder BK 7 di Desa Boka Bajeng (Kec. Bajeng) dan saluran sekunder Bontolangkasa Tamalayang (Kec. Bontonompo). Khusus bendung Bissua (di Kec. Pallangga) bangunan irigasi sekunder Lonrong di bendung ini sepanjang 32 meter, ambruk Maret lalu."Sejak dulu, kedua bendung ini sangat mengatasi kebutuhan air petani terutama di musim gadu. Namun hal ini tidak lagi bisa diandalkan, sebab kondisi bangunannya sudah sangat rapuh. Kita berharap berikutnya dana masih dikucurkan untuk bisa melakukan rehab-rehab berat pada kedua bendung itu,'' kata Suhartati.
Dikatakan Suhartati, pemerintah pusat melalui Dirjen Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Jeneberang-Pompengan telah mengucurkan dana stimulus sebesar Rp 5,8 miliar untuk merehabilitasi bendung Kampili dan Bissua. Bersumber dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) pemerintah pusat, dana tersebut, akan digunakan membiayai saluran induk maupun saluran sekunder. Namun sayang, sela Suhartati, dana tersebut belum mencukupi.
Menurut dia, berdasarkan UU No7/2004 tentang Sumber Daya Air dan PP No 20/2006 tentang irigasi sudah mengatur kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan. Bendung di atas 3 ribu hektare menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Sementara seribu- 3 ribu hektare menjadi tanggung jawab provinsi dan di bawah seribu hektare adalah tanggung jawab kabupaten. '' Kedua bendung itu di atas 3 ribu hektare. Kampili saja mencapai 4 ribu hektare,'' kilah Suhartati. ((Sar) )


0 komentar:

DonkeyMails.com: No Minimum Payout