SUNGGUMINASA(SI) – Masyarakat Kabupaten Gowa diingatkan meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bahaya tanah longsor selama musim penghujan.
Apalagi,bagi masyarakat yang bermukim di kawasan dataran tinggi. Kepala Divisi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Hanafi Hamzah, mengatakan, curah hujan tertinggi akan terjadi pada Januari hingga Februari mendatang dengan curah mencapai 700 mm. Hal ini menimbulkan kerentanan terjadinya bencana, terutama tanah longsor. Menurutnya, daerah ini memiliki tekstur tanah yang tidak rata yang terdiri atas perbukitan dan dataran rendah sehingga sangat rentan terjadinya tanah longsor.
Tingginya curah hujan memacu perubahan pada pori-pori tanah hingga pada titik jenuh,labil, dan akhirnya merembes dan bisa menimbulkan longsoran di areal perbukitan. “Pantauan kondisi cuaca terus kami lakukan melalui alat deteksi. Hasil pemantauan memperlihatkan bahwa kemungkinan perbedaan curah hujan dengan tahun lalu tidak jauh berbeda.Maka,pada Januari dan Februari, masyarakat memang harus meningkatkan kewaspadaan,” katanya kepada Seputar Indonesia (SI),kemarin. Menurutnya, selain tanah longsor yang harus diwaspadai pula adalah puting beliung.
Sayang, untuk memantau kapan bencana seperti ini terjadi,pihaknya belum memiliki alat.Namun, masyarakat bisa membaca dari tanda-tanda alam yang terjadi,seperti hujan disusul dengan guntur yang bergemuruh. Sementara untuk potensi banjir,Gowa dinyatakan sangat kecil. Sementara itu,Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gowa sudah memetakan 27 titik yang dianggap rawan akan terjadinya banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Pemetaan ini untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana mengingat intensitas curah hujan yang kemungkinan akan meningkat pesat.
“Kami sudah petakan dan menyosialisasikan ini kepada masyarakat,” ungkap kabag Humas dan Protokoler Gowa Arifuddin Saeni. Dia menuturkan, daerah rawan banjir,antara lain Desa Sicini di Kecamatan Bontolempangan, Desa Pallantikang di Kecamatan Manuju, Desa Mangempo di Kecamatan Bungaya, dan Desa Lonjo’boko di Kecamatan Parangloe. Sebab, longsoran Bawakaraeng masih mengancam hingga saat ini sehingga yang harus diwaspadai di daerah-daerah tersebut adalah banjir lumpur.
Untuk tanah longsor, yakni di Kecamatan Tombolopao, tepatnya di Desa Parigi dan Desa Majannang di Kecamatan Tinggimoncong, Desa Sicini di Kecamatan Bontolempangan, Kecamatan Tompobulu, Desa Berutallasa di Kecamatan Biringbulu, Desa Pallantikang di Kecamatan Manuju, dan Desa Mangempo di Kecamatan Bungaya.
Sementara daerah yang dianggap berpotensi angin kencang mencakup Kecamatan Tombolopao, Desa Majannang dan Desa Parigi Kecamatan Tinggimoncong, Desa Sicini Kecamatan Bontolempangan, Kecamatan Tompobulu, Desa Pallantikang Kecamatan Manuju, Desa Mangempo Kecamatan Bungaya, Kelurahan Bontoparang Kecamatan Pattalassang, Kecamatan Barombong, Kecamatan Sombaopu,Kecamatan Pallangga,Kecamatan Bajeng, Kecamatan Bontonompo, Kecamatan Bontonompo Selatan, dan Kecamatan Biringbulu. (herni amir)
Gempa M4,5 Guncang Kairatu Maluku, Pusatnya di Darat
-
Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,5 mengguncang wilayah Kecamatan Kairatu,
Kabupaten Seram Bagian Baratamp;nbsp;
35 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar