Sungguminasa, Tribun - Pemerintah Kabupaten Gowa meminta masyarakat mengantisipasi bencana alam khususnya pada bulan Januari dan Februari nanti. Pasalnya, curah hujan di bulan itu cukup tinggi dan potensi bencana sangat besar.
"Kita tidak meminta terjadi bencana, tapi kita perlu wasapada. Kami meminta masyarakat bersama-sama melakukan tindakan preventif, mengantisipasi segala macam bencana yang mungkin terjadi," kata Kepala Bagian humas dan Protokol Pemkab Gowa Arifuddin Saeni, akhir pekan lalu.
Peringatan ini mengingat hasil pantauan dari Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) Bandara Sultan Hasanuddin yang menyebut curah hujan cukup tinggi pada Januari dan Februari 2010 mendatang.
Kepala Divisi Data dan Informasi Badan Metereologi Bandara Sultan Hasanuddin Hanafi Hamzah kepada wartawan mengatakan, curah hujan tertinggi akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari mendatang dengan kisaran mencapai 700 mm.
Hal ini menimbulkan kerentanan untuk terjadinya bencana terutama tanah longsor, khususnya di daerah dataran tinggi. Daerah dataran tinggi di Gowa, katanya, memiliki tekstur tanah yang tidak rata, terdiri atas perbukitan dan dataran rendah, sehingga sangat rentan terjadinya bencana terutama tanah longsor.
Tingginya curah hujan bisa memacu terjadinya perubahan pada pori-pori tanah hingga pada titik jenuh, labil, dan akhirnya merembes dan bisa menimbulkan longsoran di areal perbukitan.
"Pantauan kondisi cuaca terus kami lakukan melalui alat deteksi. Hasil pemantauan sendiri memperlihatkan bahwa kemungkinan perbedaan curah hujan dengan tahun lalu tidak jauh berbeda. Sehingga di bulan Januari dan Februari masyarakat memang harus meningkatkan kewaspadaan," ungkap hanafi.
Menurut Hanafi selain tanah longsor yang harus diwaspadai pula adalah puting beliung. Sayangnya untuk memantau kapan bencana seperti ini terjadi, pihaknya belum memiliki alat deteksi dini.
Sehingga kata Hanafi, mayarakat bisa membaca dari tanda-tanda alam yang terjadi seperti hujan disusul dengan guntur yang bergemuruh. Sementara untuk potensi banjir sendiri, Gowa dinyatakan sangat kecil.(ute)
rawan longsor
- Kecamatan Tombolopao
- Kecamatan Tinggimoncong
- Kecamatan Bontolempangan
- Kecamatan Tompobulu
- Kecamatan Biringbulu
- Kecamatan Manuju
- Kecamatan Bungaya
Posko Bencana Diaktifkan
Memasuki musim penghujan lalu, pemerintah telah meminta pemerintah di kecamatan hingga desa untuk mengantifkan kembali posko-posko bencana. Terutama yang berada di wilayah dataran tinggi yang rawan terjadi bencana longsor.
Wakil Bupati Gowa Abdul Razak Badjidu beberapa waktu lalu mengatakan, sesuai dengan surat yang diedarkan ke desa-desa/kelurahan seperti pada tahun sebelumnya, maka camat maupun kepala desa serta lurah dapat melaporkan kondisi daerahnya selama musim hujan nanti untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Hal ini dilakukan agar apabila terjadi bencana alam, maka posko yang dibentuk di desa maupun kecamatan, bisa melakukan pelayanan dengan baik. Terutama pertolongan pertama sebelum ditindaklanjuti oleh posko yang ada di kabupaten atau satkorlak kabupaten.
Daerah rawan longsor meliputi Kecamatan Tombolopao, Tinggimoncong, Bontolempangan, Tompobulu, Biringbulu, Manuju, dan Bungaya.(ute)
Insentif Impor EV Tak Perlu Diperpanjang, Indonesia Harus Geser Fokus ke
Produksi Lokal
-
fase insentif impor yang berlangsung sejak akhir 2022 telah meningkatkan
penjualan EV di Indonesia secara signifikan
1 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar