GOWA, BKM-- Masih banyaknya lahan kritis di dalam kawasan hutan maupun di luar, membuat Pemkab Gowa melakukan berbagai upaya penanganan, seperti yang dilakukan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Gowa beberapa tahun terakhir.
Selain penghijauan melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) yang dimulai sejak tahun 2007 hingga 2009, juga melakukan penghijauan di jalur-jalur khusus seperti daerah aliran sungai (DAS) maupun kawasan permukiman.
Kadis Hutbun Gowa, H Djamaluddin Maknun didampingi PPK GN-RHL, Muh Ridwan, Jumat (5/2) menjelaskan luas lahan kritis di Gowa 28 ribu hektare lebih meliputi 21 hektare dalam kawasan hutan dan kurang lebih 7.000 hektare di luar kawasan hutan. Lahan kritis tersebut, berada di daerah dataran tinggi namun yang terbanyak terdapat di Kec. Biringbulu dan Tompobulu."Dari tahun ke tahun kita terus berupaya melakukan langkah penanganan lahan kritis tersebut sehingga luasannya terus berkurang," ujar Djamaluddin.
Untuk penanganan lewat program GN-RHL misalnya, Djamaluddin menyebutkan kegiatan penanamannya dilakukan sejak tahun 2007 dan berakhir 2009 lalu dengan luas lahan yang tertanami seluas 1.300 hektare tersebar di empat kecamatan, yakni Kec. Tombolopao 350 hektare, Bontolempangan 350 hektare, Bungaya serta Tompobulu masing-masing seluas 300 hektare dengan jumlah bibit tanaman yang telah ditanam kurang lebih 1.430.000 batang jenis mahoni atau surens maupun nangka atau durian. Alokasi dana untuk penanaman tersebut sebesar kurang lebih Rp7,7 miliar.
"Dalam kurung waktu tiga tahun itu, kita sudah melakukan penyulaman sebanyak satu kali dengan kondisi keberhasilan pertumbuhan tanaman sekira 90 persen," tambah PPK GN-RHL, Muh Ridwan.
Selain itu, pada tahun 2009 lalu, sejumlah perusahaan swasta dan BUMN ikut berpartisipasi melakukan penanaman di berbagai kecamatan yang mempunyai lahan kritis. Diantaranya, PT Adimitra sebanyak 5.000 pohon, PT Angkasa Pura 8.000 pohon dan juga PT Cargill.
Meski program GN-RHL telah berakhir tahun lalu, namun penanganan lahan kritis tetap berlanjut hingga sekarang. Menurut Djamaluddin Maknun, untuk tahun 2010 ini, pihaknya akan kembali melakukan penanaman di atas lahan kritis tadi seluas 225 hektare menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar kurang lebih Rp 800 juta. Disamping itu, juga ada penanaman yang dibiayai lewat APBD murni sebesar kurang lebih Rp 300 juta di atas lahan 210 hektare, jadi total 435 hektare lahan kritis akan ditanami.
''Semua kegiatan penanaman yang kita lakukan maupun swasta semuanya dalam rangka percepatan pengurangan lahan kritis di daerah ini," ujar Djamaluddin Maknun seraya menambahkan tahun ini pihaknya akan mengembangkan hutan tanaman rakyat. (Sar)
Media Irak Sesumbar Timnas Irak U-23 Lawan Timnas Indonesia U-23 di Final
Piala Asia U-23 2024: Siap Shin Tae-yong?
-
Timnas Irak U-23 diprediksi akan menghadapi Timnas Indonesia U-23 di final
Piala Asia U-23 2024.
52 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar