GOWA, BKM-- Malang nian nasib tiga anak sekolah di Gowa. Dalam dua pekan, dua murid SD dan satu siswi SMA diperkosa. Melati usia 13 tahun kelas VI diperkosa pemuda tak dikenal di semak belakang SMA PGRI Sungguminasa Rabu (27/1), yang kedua bernama Bunga (juga samaran) murid SD usia 8 tahun diperkosa SG (siswa SMP) di
belakang sekolahnya di Pallangga, Kamis (4/2) lalu sedang kasus ketiga seorang siswi SMA di Sungguminasa bernama Anggrek (samaran) diperkosa empat pemuda, Jumat (5/2) malam. Untungnya empat pelakunya sudah diringkus dan kini diamankan di Polresta Gowa.
Rentetan kasus amoral yang terjadi kurun dua pecan terakhir ini, membuat prihatin Lembaga Pemerhati Anak (LPA) Gowa. Direktur LPA Gowa, Hasniaty Hayat kepad BKM, Senin (8/2) kemarin, mengatakan, maraknya kasus pemerkosaan ini tak lebih dari dampak penggunaan fasilitas internet yang menjamur di wilayah Sungguminasa saat ini.
‘’Sekarang di Sungguminasa faslitas warnet menjamur memudahkan semua orang segala umur bisa mengakses dunia maya tanpa pengawasan sehingga situs porno yang tak pantas dilihat anak sekolah pun bisa diakses. Sekarang dampak internet itu sudah tampak, semua orangtua perlu melakukan pengawasan lebih ketat terhadap anak tentunya, juga terhadap Pemkab agar melakukan penertiban usaha warnet,’’ kata legislator Gowa ini.
Hasniaty juga mendesak pihak Polresta Gowa untuk mengusut tuntas pelakunya. Dan kalau tertangkap, maka pihaknya meminta aparat hukum memberi hukuman berat. ‘’Sangat menyedihkan calon pemimpin masa depan kita harus hancur dengan perlakuan biadab dari orang-orang yang tidak bermoral,’’ tandas Hasniaty.
Sementara itu, Kasat Pol PP Gowa, Syafruddin Ardan dikonfirmasi di kantornya terkait upaya penertiban siswa bolos yang sangat rentang dengan aktivitas internetan di saat jam sekolah, mengatakan, pada dasarnya pihaknya siap melakukan penertiban siswa bolos. Hanya saja semua itu butuh rekomendasi dari Pemkab termasuk koordinasi pihak terkait yakni Dinas Pendidikan Olahraga dan Pemuda sebagai leader pendidikan.
‘’Khusus pelaksanaan razia anak sekolah bisa kami lakukan sepanjang pihak Dikorda dan Humas Pemkab melakukan koordinasi aktif kepada kami. Satpol PP itu hanya eksekutor,’’ terang Syafruddin Ardan didampingi Kasi Penertiban, Hasrum Salim dan Rudy Arif.
Di tempat terpisah, Kadis Dikorda Gowa, H Idris Faisal Kadir saat dihubungi kemarin sangat menyayangkan para murid dan siswi jadi korban pelecehan seksual. Hal ini katanya, sangat menodai perjalanan regenerasi muda ke depan. ‘’Kami minta pihak Kepolisian mengusut tuntas kasus pemerkosaan ini dan menghukum para pelakunya setimpal mungkin,’’ tandas Idris.
Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi terkait bakal penertiban warnet dan siswa bolos dengan Satpol. ‘’Kami sudah merencanakan pelaksanaan razia bekerjasama pihak Kepolisian dan Satpol PP. Hal ini dilakukan guna mengeksiskan suksesnya program pendidikan di Kab. Gowa. Secepatnya kita akan agendakan penertiban siswa bolos di warnet-warnet,’’ kilahnya.
Bupati Gowa, H Ichsan YL, kemarin menegaskan agar pihak Kepolisian menuntaskan kasus pemerkosaan ini. Apalagi dua korban pemerkosaan diantaranya adalah murid SD hingga kini belum ada titik terang identitas pelakunya. (Sar)
CCTV Detik-detik Anggota Polresta Manado Tembak Kepala Sendiri di Dalam
Mobil di Mampang
-
Setelah sempat lama berhenti kemudian secara tiba-tiba mobil itu melaju
dengan kecepatan rendah ke arah sebelah kanan hingga menabrak satu mobil
30 menit yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar