Blog na

PERINGATAN Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1430 Hijriyah yang bertepatan dengan hari Jumat, 26 Februari 2010 di Kabupaten Gowa yang dikemas dengan nama Maudu Adaka ri Gowa berlangsung cukup meriah dibanding tahun sebelumnya.


Antuasiasme warga merasakan perayaan Maudu Adaka ini cukup besar. Sekitar 2.000-an warga telah menanti puncak acara di Lapangan Syekh Yusuf sejak pukul 10.00 wita. Padahal. acara puncak baru dilaksanakan usai salat Jumat.
Peringatan Maulid tahun ini dilaksanakan di dua tempat. Diawali dengan ritual dan barazanji di Balla Lompoa. Kemudian puncak acara di Lapangan Syekh Yusuf yang disertai pawai kanre maudu.
Namun, kanre maudu yang sedianya diarak keliling kota urung dilaksanakan. Kendaraan yang sudah melintas di tribun kehormatan Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo langsung diserbu oleh masyarakat.
Mobil pertama dan kedua masih sempat lolos. Namun saat mobil ketiga dengan hiasan kanre maudu yang cukup menarik perhatian membuat warga yang sudah menanti sejak pagi tidak bisa lagi menahan ambisinya untuk berebut telur dan kanre maudu.
Spontas ratusan warga langsung menyerbu. Petugas yang mencoba menahan warga tidak mampu menahan spontanitas masyarakat yang umumnya dari kalangan bawah. Akhirnya, hingga peserta kanre maudu terakhirnya, semuanya diserbu oleh warga.
Bahkan dua buah bakul kanre maudu raksasa turut menjadi sasaran warga untuk mendapatkan berkah Maudu Adaka ri Gowa ini. Kedua bakul raksasa ini berisi ribuan telur dan beras puluhan ton.
Suasana baru kembali tenang setelah bakul kanre maudu ludes diserbu oleh warga. Bahkan, warga juga berkeinginan menyerbu kanre maudu yang dipasang di atas panggung. Namun, petugas berhasil mengatasi sehingga kanre maudu di panggung selamat dan acara pun dimulai.
Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo dalam sambutannya mengatakan, pantaslah masyarakat menyerbu kanre maudu tersebut karena sebelumnya telah dibacakan atau barazanji di Balla Lompoa. Ia mengaku, ini menjadi nilai tambah perayaan maulid tahun ini dengan rebutan kanre maudu di depan acara.
"Tadi pagi (kemarin) sudah dibacakan barazanji. Jadi pantaslah masyarakat berebut, walau hanya mendapatkan sebutir telur maulid. Mudah-mudahan kanre maudu yang diperoleh masyarakat mendapat berkah untuk kesejahteraan," kata Ichsan.
Menurutnya, selama tiga tahun terakhir perayaan maulid di Gowa sudah terjadi reformasi pelaksanaan. Dulunya kanre maudu dikirim ke rumah pejabat-pejabat daerah, sekarang terbalik. Pejabat tidak lagi lagi mendapat tapi menyumbang untuk diperebutkan oleh masyarakat.
"Saya berharap hal seperti ini terus bergulir karena ini menandakan pejabat makin peduli dengan masyarakatnya," kata mantan anggota DPRD Gowa ini.
Kegiatan ini menggambarkan pendekatan pemerintah lewat medium kegiatan religi. Ia berharap suasana itu tetap terjaga dan makin ditingkatkan sehingga tidak sekat antara pemerintah dan masyarakatnya.(muhtar muis)